SUPERBALL.ID — Bendera Palestina dan syal keffiyeh hitam-putih berkibar tinggi di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, Kuwait.
Itu terjadi saat para penggemar melampiaskan emosi mereka di laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa (21/11/2023).
Ribuan warga Palestina dan simpatisan mereka hadir di stadion yang berkapasitas 60.000 kursi tersebut.
Mereka menyaksikan pertandingan Grup I yang mempertemukan Timnas Palestina dan Timnas Australia.
Gol bek Harry Souttar pada menit ke-18 menjadi penentu kemenangan 1-0 Australia atas Singa Kanaan.
Ini merupakan pertandingan pertama Palestina di hadapan para penggemarnya sejak dimulainya perang Israel-Hamas.
Tepatnya, laga ini digelar sekitar enam minggu setelah perang yang melibatkan pejuang Hamas dan zionis Israel.
Israel, yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, telah melancarkan serangan udara dan darat yang ganas ke Gaza.
Serangan itu menewaskan lebih dari 13.300 orang menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Akibat perang tersebut, Palestina tidak bisa menggelar laga kandang melawan Australia di negara sendiri dan harus berpindah ke Kuwait.
Bendera Palestina yang berwarna merah, hitam, putih dan hijau tampak menghiasi tribun penonton selama pertandingan.
Banyak penggemar yang memutar-mutar syal keffiyeh khas Palestina saat mereka bernyanyi sepanjang pertandingan.
Yang lain mengangkat spanduk “Bebaskan Gaza” dan gambar kunci, yang melambangkan rumah-rumah warga Palestina yang hilang selama pembentukan Israel pada tahun 1948.
Wael Youssef Labbad, 40 tahun, warga Palestina dari Ashkelon mengatakan mereka datang untuk menyampaikan pesan.
“Kami tidak peduli dengan pertandingan itu. Kami datang untuk menyampaikan pesan,” kata Wael Youssef Labbad.
“Kami rakyat Palestina selalu hadir dengan keffiyeh dan bendera,” tambahnya.
Tidak semua penggemar yang hadir adalah warga Palestina, banyak yang berasal dari komunitas lain di negara Kuwait.
“Palestina ada di hati kami. Kami datang ke stadion, tua dan muda, untuk memberikan dukungan,” kata Anfal Al-Azmi, seorang wanita Kuwait berusia 45 tahun, kepada AFP.
“Kuwait dan Palestina adalah satu. Hari ini kami adalah tamu Palestina di tanah mereka,” kata Ahmed Al-Anezi, 36 tahun, warga Kuwait, yang mengibarkan bendera Palestina dan mengenakan syal keffiyeh.
“Hari ini saya dan seluruh keluarga saya datang untuk memberikan dukungan kepada rakyat Palestina dan mengkonsolidasikan perjuangan Arab yang pertama dalam jiwa anak-anak saya,” tambahnya.
Mahasiswa asal Suriah, Yahya Shaher, 18 tahun, berkata: “Kami di sini untuk mendukung saudara-saudara kami."
"Kita adalah satu dan kemenangan adalah milik kita.”
Sementara itu, para pemain Australia akan menyumbangkan sebagian dari biaya pertandingan mereka untuk operasi kemanusiaan di Gaza.
Situasi di Gaza saat ini digambarkan dengan kata “mengerikan” oleh pelatih Socceroos, Graham Arnold.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | AFP |
Komentar