SUPERBALL.ID - Striker Timnas Vietnam, Nguyen Van Toan, curhat masa menyedihkan saat kariernya di Liga Korea berakhir dengan kegagalan, penyesalan pun diungkapkan.
Nguyen Van Toan datang ke Liga Korea dengan status salah satu pemain terbaik Vietnam, meski hanya berkarier di kasta kedua kompetisi.
Sosoknya sempat jadi rival Asnawi Mangkualam saat bermain untuk Seoul E-Land di K-League musim 2023 meski hanya beberapa bulan saja.
Van Toan gabung Seoul E-Land pada Januari 2023 dari HAGL FC dengan status bebas transfer, delapan bulan setelahnya ia pergi.
Tak genap sembilan bulan berkarier di K-League 2, Van Toan hanya dipercaya bermain sebanyak 8 kali dengan mencatat 2 gol dan 2 asis.
Baca Juga: Lawan Timnas Indonesia Pakai Feng Shui, Vietnam Andalkan Pemain Kelahiran Tahun Naga
Salah satu striker andalan Timnas Vietnam itu berhasil mencatat menit bermain 585 menit, sebelum akhirnya pulang kampung.
Jika dibandingkan dengan Asnawi yang berkarier di K-League dari 2022 tentu sangat berbeda, karier Van Toan bahkan disebut gagal.
Asnawi sempat bermain untuk dua klub di K-League 2, Asnan Greeners dan Jeonnam Dragons dengan total 4.361 menit bermain.
Meski hanya mencetak dua gol dan lima asis, sebelum di awal tahun 2024, ia pergi dari Korea dan berlanjut di Liga Thailand usai direkrut Port FC.
Baca Juga: Media Vietnam: Timnas Indonesia Bukan Lagi Lawan yang Mudah Diintimidasi
Baru-baru ini, Van Toan bicara soal kariernya di Korea yang amburadul, gaya hidup introvert, jarang bersosialisasi dan hanya curhat ke sesama pemain Vietnam.
Van Toan merasa benar-benar hidup dalam tekanan selama di Korea, teman curhatnya pun Nguyen Chon Phuong yang berkarier di Liga Jepang.
"Saya jarang berbagi dengan orang-orang tentang kehidupan di Korea," ucap Van Toan seperti dikutip dari Soha.vn.
"Bagiku, masa-masaku di Korea sangat menegangkan. Saya berada di bawah tekanan tentang gaya bermain dan latihan saya."
"Saat itu, saya berpikir, saya tidak hanya harus tampil bagus seperti biasanya di klub, tetapi ketika saya ke Korea."
"Saya harus berusaha menunjukkan kualitas terbaik saya setiap hari karena begitulah gambaran pemain Vietnam di negara tersebut."
"Ketika saya di Korea, saya banyak berbicara dengan Phuong tentang pergi ke luar negeri."
"Saya berbagi dengan Phuong tentang hal-hal yang saya lihat dan sering temui di lingkungan sepak bola asing."
"Phuong juga banyak berbagi."
"Bagaimanapun, terkadang pemain Vietnam tidak lebih lemah dari mereka, tapi kepercayaan diri saya sedikit lebih rendah dibandingkan saat saya di Vietnam," imbuhnya.
Penyesalan pun diungkap oleh Van Toan, terlepas dari dirinya yang memang jarang mendapat kesempatan bermain bersama Seoul E-Land.
Keputusannya untuk bermain aman tanpa membuat kesalahan dinilai sebagai keputusan yang keliru dan tidak seharusnya ia lakukan.
Van Toan masih merasa sebagai bintang besar dari Vietnam, padahal di Korea sosoknya bukan siapa-siapa dan hanya pemain biasa.
"Di Vietnam, saya bisa melakukan segalanya dengan percaya diri dan nyaman, saya tidak takut melakukan kesalahan," ujar Van Toan.
"Tapi ketika saya ke sana, saya lebih perfeksionis, saya sangat takut membuat kesalahan, saya bermain seaman mungkin."
"Itulah yang membuat saya sedikit menyesal."
"Saya rasa itu juga pelajaran saya, lagipula ini lingkungan baru, bertemu pemain baru, pelatih baru, lingkungan berbeda."
"Saya pikir orang-orang Vietnam bagus seperti itu, jadi itu membuat saya merasa lebih percaya diri dibandingkan saat berkompetisi di dalam negeri."
"Saya pikir ini adalah pengalaman yang ingin saya bagikan kepada semua orang di Vietnam."
"Jika para pemain ingin pergi ke luar negeri, saya harap ini bisa dijadikan pelajaran agar semua orang bisa tampil lebih baik di masa depan," imbuhnya.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Soha.vn, SuperBall.id |
Komentar