SUPERBALL.ID - Sepak bola Thailand kembali diguncang aksi kekerasan di lapangan, kali ini dilakukan oleh sang pelatih klub terhadap pengadil lapangan.
Insiden kekerasan terhadap wasit tersebut terjadi dalam pertandingan putaran ke-25 divisi kedua sepak bola Thailand, Minggu (18/2/2024).
Pertandingan tersebut mempertemukan antara tuan rumah Chiangmai FC melawan tamunya Nakhon Ratchasima.
Sebelum pertandingan, Nakhon Ratchasima menduduki peringkat kedua klasemen dengan mengumpulkan 47 poin.
Mereka unggul tiga poin atas Chiangmai FC yang berada di peringkat empat klasemen.
Kedua tim bertekad memenangi pertandingan untuk meningkatkan harapan meraih tiket promosi ke divisi utama Liga Thailand musim berikutnya.
Duel kedua tim pun tampak sangat sengit sepanjang pertandingan.
Baca Juga: Bek Bali United Prediksi Asnawi Mangkualam Bakal Sukses Besar di Thailand
Tuan rumah Chiangmai FC memimpin lebih dulu pada menit ke-30 berkat gol Sarawut Koedrsi.
Sementara itu, Nakhon Ratchasima mampu menyamakan kedudukan di babak kedua, tepatnya menit ke-77 melalui Greg Houla.
Drama kemudian terjadi pada menit tambahan babak kedua ketika wasit memberikan dua kartu merah berturut-turut kepada pemain Chiangmai FC pada menit 90+3 dan 90+4.
Dengan hanya tersisa 9 orang di lapangan, tim tuan rumah kalah pada menit 90+4 dalam situasi kontroversial.
Gol kemenangan tim tamu itu dicetak oleh penyerang asal Brasil, Deyvison Fernandes.
Frustrasi dengan kekalahan pahit tersebut, setelah waktu habis, pelatih Chiangmai FC yakni Patipat Rorbru langsung bergegas masuk ke lapangan.
Patipat Rorbru tampak mencekik wasit karena tidak puas dengan keputusan sang pengadil lapangan.
Menurut laporan Goal Thailand, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Thethao247.vn, ahli strategi asal Thailand itu meminta wasit menjelaskan alasan gol kedua tim tamu disahkan.
Ia mengatakan bahwa penyerang Nakhon Ratchasima itu jelas berada dalam posisi offside.
Para pemain Chiangmai FC juga bergegas meminta penjelasan kepada hakim garis, namun hanya mendapat jawaban berupa gelengan kepala.
Polisi kemudian harus masuk ke lapangan untuk mengawal tim wasit pergi karena kemarahan anggota dan pendukung tim tuan rumah.
Kemenangan ini membantu Nakhon Ratchasima mempertahankan posisi kedua klasemen dengan torehan 50 poin dari 25 pertandingan.
Mereka terpaut lima angka dari sang pemuncak klasemen, Nongbua Pitchaya.
Sementara Chiangmai FC kehilangan kesempatan untuk memperbaiki posisi di klasemen.
Baru-baru ini, sepak bola Thailand terus meninggalkan citra buruk dengan kekerasan lapangan di level klub.
Belum lama, para pemain Buriram United mengalami 'kehancuran' yang menakutkan dengan tuan rumah Zhejiang FC (China) di Liga Champions Asia dan mendapat hukuman berat dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Thethao247.vn |
Komentar