SUPERBALL.ID - FIFA bakal menggelar rapat darurat guna membahas rencana mengeluarkan Israel dari sepak bola dunia karena kejahatan perang terhadap Palestina.
Rencana rapat darurat FIFA itu disampaikan langsung oleh Gianni Infantino sebagai orang nomor satu di badan sepak bola dunia tersebut.
Infantino membenarkan pihaknya akan melakukan penilaian hukum terhadap proposal yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina (Palestinian Football Association/PFA).
Proposal dari PFA itu baru dimasukkan kembali ke dalam kongres tahunan FIFA di Bangkok, Thailand, yang digelar pada 15 hingga 17 Mei 2024.
PFA tidak sendiri, karena proposal mereka mendapat dukungan penuh dari Federasi Sepak Bola Aljazair, Irak, Yordania, Suriah, dan Yaman.
Infantino mengatakan, putusan terkait proposal tersebut akan diumumkan setelah rapat darurat dewan organisasi pada bulan Juli mendatang.
Padahal, proposal tersebut sebetulnya sudah diajukan sejak bulan lalu oleh PFA, yang berisi pernyataan terhadap Israel yang sudah melakukan kejahatan perang luar biasa di Palestina.
Baca Juga: PSSI-nya Iran Desak FIFA Beri Sanksi untuk Israel Imbas Perang di Gaza
Selain itu, PFA menyatakan tindakan Israel itu sudah melanggar kesepakatan mengikat dari Mahkamah Internasional (ICJ) terkait genosida di Gaza.
"Sepak bola tidak boleh dan tidak pernah boleh menjadi sandera politik," tegas Gianni Infantino, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari The Telegraph.
"Sepak bola selalu menjadi vektor perdamaian, sumber harapan, kekuatan kebaikan, menyatukan orang-orang, bukan memecah belah."
Presiden FIFA menambahkan, penilaian hukum terhadap masalah ini harus mempertimbangkan masukan dan pendapat dari kedua asosiasi anggota, baik Palestina maupun Israel.
"Hasil analisis ini dan rekomendasi yang dikeluarkan selanjutnya akan diteruskan ke dewan FIFA," tandasnya.
Sebelumnya, sindiran keras dilontarkan Jibril Rajoub sebagai Presiden PFA dalam puncak Kongres FIFA, Jumat (17/5/2024), di Bangkok.
Baca Juga: Palestina Bertekad Lolos 16 Besar Piala Asia 2023 untuk Beri Pesan kepada Dunia Lewat Sepak Bola
Dia mendesak FIFA untuk tidak menutup mata terhadap kejahatan perang Israel di Gaza, dengan membandingkan perang yang terjadi di negara-negara lain.
Rajoub mencontohkan Rusia yang melakukan invasi ke Ukraina, FIFA dengan cepat melarang negara Beruang Merah itu berkompetisi di seluruh ajang sepak bola internasional.
Oleh karena itu, dia menanti keputusan adil FIFA yang saat ini berada dalam kekuasaan Infantino selaku pemimpin tertinggi organisasi.
"Berapa banyak lagi yang harus diderita keluarga sepak bola Palestina?" tanya Rajoub.
"Apakah FIFA menganggap beberapa perang lebih penting dibandingkan perang lainnya dan beberapa korban lebih penting?"
"Saya meminta Anda untuk berdiri di sisi kanan sejarah. Penderitaan jutaan orang, termasuk ribuan pesepak bola, layak mendapatkan perlakuan yang sama."
"Jika tidak sekarang, lalu kapan Tuan Presiden? Bola ada di tangan Anda," tegas Rajoub.
Baca Juga: Bentuk Solidaritas, Klub Malaysia Ajak Ribuan Suporternya Kibarkan Bendera Palestina
Sementara itu, Presiden Federasi Israel Shino Moshe Zuares menganggap sikap Palestina di depan FIFA sebagai upaya politik yang merugikan pihaknya.
Seperti biasanya, pihak Israel merasa pihaknya menjadi korban ketidakadilan dalam perang yang terjadi di Gaza saat ini.
Zuares tetap meyakini bahwa Israel memiliki hak untuk menjadi bagian dari sepak bola di bawah naungan FIFA sebagai organisasinya.
"Kami menghadapi upaya politik dan permusuhan yang sinis dari asosiasi Palestina untuk merugikan sepak bola Israel," ucapnya.
Dia lalu bercerita, "Tujuh bulan setelah hari yang mengerikan itu, ketika pertandingan sepak bola tidak bisa dimainkan di sebagian besar wilayah Israel, utara dan selatan."
"Dan lebih dari 130 warga Israel masih ditahan di Gaza adalah sebuah ketidakadilan bagi kami."
"Bahkan dalam situasi seperti ini kami harus berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar, hak untuk menjadi bagian dari kehidupan ini," imbuhnya.
Hingga 11 Maret lalu, serangan Israel ke Palestina telah menghancurkan 356.900 unit pemukiman, 435 fasilitas pendidikan, termasuk universitas.
Kemudian 623 tempat ibadah yang rusak dan 10 dari 35 rumah sakit yang hanya berfungsi sebagian, dengan sisanya telah hancur.
Jika FIFA memutuskan untuk mengeluarkan Israel dari sepak bola, maka timnas negeri itu tak bisa mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa, bahkan beberapa turnamen lainnya.
Kualifikasi itu akan digelar pada 21 Maret 2025 hingga 31 Maret 2026.
Dari 55 anggota UEFA di FIFA, Rusia masih menjalani skorsing sejak 28 Februari 2022 untuk mengikuti semua turnamen Eropa dan dunia.
Sedangkan untuk Piala Eropa atau Euro 2024 yang digelar bulan depan di Jerman, 14 Juni-14 Juli, Israel tak ikut karena gagal dalam kualifikasi.
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | SuperBall.id, TheTelegraph.com |
Komentar