SUPERBALL.ID - Mantan striker Argentina Abel Balbo mengatakan timnya sengaja disingkirkan lebih cepat di Piala Dunia 1994.
Faktor utama pendukung penyingkiran Argentina itu adalah masalah yang menimpa Diego Maradona dan posisi Joao Havelange sebagai presiden FIFA.
Havelange berasal dari Brasil, yang menjadi presiden FIFA pada 8 Mei 1974 hingga 8 Juni 1998.
Piala Dunia 1994 digelar di Amerika Serikat, 17 Juni-17 Juli.
Argentina juara Piala Dunia dua kali, yaitu tahun 1978 di negeri sendiri dan 1986 di Meksiko.
Negara Lionel Messi itu tiga kali menjadi runner-up, yakni pada Piala Dunia pertama 1930 di Uruguay, 1990 di Italia, dan 2014 di Brasil.
Pada Piala Dunia 1994, Argentina berada di Grup D bersama Nigeria, Bulgaria, dan Yunani.
"Apa pun yang terjadi pada Diego Maradona adalah konspirasi," ucap Abel Balbo, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari TNT Sports.
Balbo melanjutkan, "Argentina menciptakan ancaman dan seseorang tak mengizinkan kami menjadi juara dunia, terutama ketika memiliki Maradona sebagai kapten."
"Itu adalah juga periode terakhir Joao Havelange (sebagai presiden FIFA)," tandas Balbo.
Baca Juga: Tak Seperti Maradona, Lionel Messi Mirip Tokoh Kartun Saat Beraksi
Argentina menampilkan debut luar biasa di Piala Dunia 1994.
Maradona dkk menggasak Yunani 4-0 sebelum menekuk Nigeria 2-1.
Sebelum kalah dari Argentina, Nigeria justru menang 3-0 atas Bulgaria.
Selain Argentina, hanya Brasil dan Belgia yang mencetak kemenangan di dua laga pertama kala itu.
Pelatih Alfio Basile dan pasukannya kala itu digadang-gadang bakal menggapai final Piala Dunia 1994.
Akan tetapi, beberapa jam sebelum laga ketiga Argentina melawan Bulgaria dimulai, Maradona terbukti positif memakai kokain.
Kehilangan pemimpin, Argentina bermain sebagai tim kalah dan akhirnya menyerah 0-2 kepada Bulgaria.
Baca Juga: Simulasi Hasil Akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022, Vietnam Gagal, Timnas Indonesia Juru Kunci
"Ini semua sangat aneh. Maradona selalu tulus bersama kami, saya percaya dia melakukannya dengan benar."
Balbo lantas mengisahkan peristiwa yang dialami Maradona sebelum dinyatakan positif memakai kokain.
"Mereka (anggota panitia Piala Dunia 1994) mendatangi Maradona dan membawanya ke sebuah gedung."
"Saya ingat itulah satu-satunya waktu dalam sejarah, seorang perawat mencari seorang pemain di lapangan untuk memeriksa doping."
"Waktu telah membuktikan kata-kata saya, selalu ada hal-hal yang membayangi dalam cara kerja FIFA," tegas Balbo.
Selain kehilangan Maradona, Argentina juga menderita kekalahan dari Bulgaria karena Claudio Caniggia cedera.
Caniggia digantikan oleh Ariel Ortega pada menit ke-26 saat pertandingan masih 0-0.
Padahal, peran Caniggia sebagai striker sangat penting setelah memborong dua gol kemenangan 2-1 atas Nigeria.
"Setelah Maradona positif doping, kami kehilangan Claudio Caniggia."
"Tanpa mereka, Argentina tidak lagi bermain seperti tim, kami menjadi terlalu lemah melawan Rumania," ujar Balbo.
Setelah kalah dari Bulgaria, Argentina finis di posisi ketiga klasemen Grup D.
Namun, Argentina menjadi salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik yang berhak lolos ke babak 16 besar.
Baca Juga: Laga PSIS Kontra Arema FC Ricuh, Iwan Bule Ingatkan soal Piala Dunia U-20 2021
Di babak 16 besar itu, Argentina dikalahkan Rumania 3-2.
Dua gol Argentina itu dicetak Gabriel Batistuta dan Balbo.
"Bagaimanapun, saya yakin Argentina layak juara tahun itu. Piala Dunia 1994 menjadi kekecewaan terbesar dalam karier saya," tandas Balbo.
Abel Balbo saat ini berusia 53 tahun.
Balbo pernah memperkuat Newell's Old Boys, River Plate, Udinese, Roma, Parma, Fiorentina, dan Boca Juniors.
Sebagai pelatih, Balbo pernah mengasuh Treviso dan Arezzo di Italia.
Editor | : | Taufik Batubara |
Sumber | : | The Sun, TNT Sports |
Komentar