Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Abel Balbo Bongkar Konspirasi Cegah Argentina Juara Piala Dunia 1994

By Taufik Batubara - Sabtu, 9 Mei 2020 | 17:45 WIB
Kapten Argentina Diego Maradona dijemput perawat saat bermain kontra Nigeria di  Stadion Foxboro, Foxborough, Amerika Serikat, 25 Juni 1994, dalam Piala Dunia 1994.
THE SUN
Kapten Argentina Diego Maradona dijemput perawat saat bermain kontra Nigeria di Stadion Foxboro, Foxborough, Amerika Serikat, 25 Juni 1994, dalam Piala Dunia 1994.

SUPERBALL.ID - Mantan striker Argentina Abel Balbo mengatakan timnya sengaja disingkirkan lebih cepat di Piala Dunia 1994.

Faktor utama pendukung penyingkiran Argentina itu adalah masalah yang menimpa Diego Maradona dan posisi Joao Havelange sebagai presiden FIFA.

Havelange berasal dari Brasil, yang menjadi presiden FIFA pada 8 Mei 1974 hingga 8 Juni 1998.

Piala Dunia 1994 digelar di Amerika Serikat, 17 Juni-17 Juli.

Argentina juara Piala Dunia dua kali, yaitu tahun 1978 di negeri sendiri dan 1986 di Meksiko.

Negara Lionel Messi itu tiga kali menjadi runner-up, yakni pada Piala Dunia pertama 1930 di Uruguay, 1990 di Italia, dan 2014 di Brasil.

Pada Piala Dunia 1994, Argentina berada di Grup D bersama Nigeria, Bulgaria, dan Yunani.

"Apa pun yang terjadi pada Diego Maradona adalah konspirasi," ucap Abel Balbo, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari TNT Sports.

Balbo melanjutkan, "Argentina menciptakan ancaman dan seseorang tak mengizinkan kami menjadi juara dunia, terutama ketika memiliki Maradona sebagai kapten."

"Itu adalah juga periode terakhir Joao Havelange (sebagai presiden FIFA)," tandas Balbo.

Baca Juga: Tak Seperti Maradona, Lionel Messi Mirip Tokoh Kartun Saat Beraksi

Argentina menampilkan debut luar biasa di Piala Dunia 1994.

Maradona dkk menggasak Yunani 4-0 sebelum menekuk Nigeria 2-1.

Sebelum kalah dari Argentina, Nigeria justru menang 3-0 atas Bulgaria.

Selain Argentina, hanya Brasil dan Belgia yang mencetak kemenangan di dua laga pertama kala itu.

Pelatih Alfio Basile dan pasukannya kala itu digadang-gadang bakal menggapai final Piala Dunia 1994.

Akan tetapi, beberapa jam sebelum laga ketiga Argentina melawan Bulgaria dimulai, Maradona terbukti positif memakai kokain.

Kehilangan pemimpin, Argentina bermain sebagai tim kalah dan akhirnya menyerah 0-2 kepada Bulgaria.

Baca Juga: Simulasi Hasil Akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022, Vietnam Gagal, Timnas Indonesia Juru Kunci

"Ini semua sangat aneh. Maradona selalu tulus bersama kami, saya percaya dia melakukannya dengan benar."

Balbo lantas mengisahkan peristiwa yang dialami Maradona sebelum dinyatakan positif memakai kokain.

"Mereka (anggota panitia Piala Dunia 1994) mendatangi Maradona dan membawanya ke sebuah gedung."

"Saya ingat itulah satu-satunya waktu dalam sejarah, seorang perawat mencari seorang pemain di lapangan untuk memeriksa doping."

Maradona dibawa seorang perawat dan dikawal aparat keamanan keluar dari lapangan di Piala Dunia 1994.
ALAIRELIBRE.CL
Maradona dibawa seorang perawat dan dikawal aparat keamanan keluar dari lapangan di Piala Dunia 1994.

"Waktu telah membuktikan kata-kata saya, selalu ada hal-hal yang membayangi dalam cara kerja FIFA," tegas Balbo.

Selain kehilangan Maradona, Argentina juga menderita kekalahan dari Bulgaria karena Claudio Caniggia cedera.

Caniggia digantikan oleh Ariel Ortega pada menit ke-26 saat pertandingan masih 0-0.

Padahal, peran Caniggia sebagai striker sangat penting setelah memborong dua gol kemenangan 2-1 atas Nigeria.

"Setelah Maradona positif doping, kami kehilangan Claudio Caniggia."

"Tanpa mereka, Argentina tidak lagi bermain seperti tim, kami menjadi terlalu lemah melawan Rumania," ujar Balbo.

Setelah kalah dari Bulgaria, Argentina finis di posisi ketiga klasemen Grup D.

Namun, Argentina menjadi salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik yang berhak lolos ke babak 16 besar.

Baca Juga: Laga PSIS Kontra Arema FC Ricuh, Iwan Bule Ingatkan soal Piala Dunia U-20 2021

Di babak 16 besar itu, Argentina dikalahkan Rumania 3-2.

Dua gol Argentina itu dicetak Gabriel Batistuta dan Balbo.

"Bagaimanapun, saya yakin Argentina layak juara tahun itu. Piala Dunia 1994 menjadi kekecewaan terbesar dalam karier saya," tandas Balbo.

Abel Balbo saat ini berusia 53 tahun.

Balbo pernah memperkuat Newell's Old Boys, River Plate, Udinese, Roma, Parma, Fiorentina, dan Boca Juniors.

Sebagai pelatih, Balbo pernah mengasuh Treviso dan Arezzo di Italia.


Editor : Taufik Batubara
Sumber : The Sun, TNT Sports

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X