SUPERBALL.ID - Tidak bisa dipungkiri bahwa karier tinju profesional Mike Tyson di kelas berat merupakan hasil inspirasi dari Muhammad Ali.
Ada kaitan erat antara karier Mike Tyson yang gemilang dengan seorang Muhammad Ali.
Semua berasal dari kekecewaan atas kekalahan Muhammad Ali atas Lary Holmes.
Salah satu buktinya adalah pada 2 Oktober 1980 di mana pelatih Iron Mike, Cus D'Amato mengajaknya untuk menonton laga terakhir Muhammad Ali dengan Lary Holmes.
Baca Juga: Kangen Bola, Erick Thohir Beli Saham Persis Solo Bareng Anak Presiden
Sayangnya, Ali kalah dan membuat Tyson serta sang pelatih begitu kecewa. Pada hari berikutnya, D'Amato menelepon Ali untuk mengobrol.
"Aku punya seorang bocah berkulit hitam muda yang bakal menjadi juara dunia kelas berat yang baru suatu hari nanti. Aku ingin kau berbicara dengannya," kata D'Amato.
Pada kesempatan itu Tyson muda kemudian berbicara dengan Ali.
Tyson berjanji, ketika dirinya dewasa, dia bakal mengalahkan Holmes untuk Ali.
"Ketika aku tumbuh dewasa, aku akan melawan Holmes dan mengalahkannya untuk mu," tuturnya.
Baca Juga: Kangen Bola, Erick Thohir Beli Saham Persis Solo Bareng Anak Presiden
Tujuh tahun kemudian akhirnya Tyson mendapatkan kesempatan untuk menghadapi Holmes. Ali yang menjadi tamu dalam pertandingan itu kemudian mendatangi Tyson sambil mengatakan sesuatu.
"Ingat apa yang kamu katakan? Kalahkan dia untukku,"
Di laga itu Tyson menepati janjinya dengan mengalahkan Holmes di ronde keempat.
Hasil dari Latihan Super Keras
Mike Tyson berhasil menjadi legenda tinju kelas berat yang sangat luar biasa berkat kebuasannya di atas ring.
Tapi kebuasan dan keganasannya di atas ring tidak datang begitu saja melainkan juga dikarenakan adanya kerja keras yang luar biasa darinya.
Dia dihormati, ditakuti, dan memiliki sejumlah rekor yang kala itu berhasil menjadikannya selalu berada di halaman depan majalah atau koran.
Ya, menjadi petinju sukses, Mike Tyson banyak mengorbankan hal dan tentunya berlatih lebih keras dibandingkan yang lain.
Setiap hari, Tyson bangun jam 4 pagi kemudian jam 4.30 pagi dia mulai lari. Kemudian mulai jam 6 pagi dia tidur kembali dan barulah pukul 10.45 dia bangun kembali dan melakukan sarapan.
Meski tidak memasang alarm, dia tahu kapan harus bangun dan berlatih. Setelah 10.45, dia kemudian mulai berlatih teknik-teknik tinju.
Dia melompak tali, memukul speed bag, dan memukuli juga tas yang sangat berat dan keras.
Gilanya, dia konsisten melakukan ini dari Senin hingga Sabtu. Jika ditotal, seminggu dia berlatih selama 55 jam yang menjadikannya seorang juara.
Editor | : | Imadudin Adam |
Komentar