SUPERBALL.ID - European Super League (ESL) kini berada di ambang kehancuran meski baru didirikan pada Minggu (18/4/2021).
ESL terancam gagal lantaran mayoritas klub pendirinya sudah resmi mengumumkan mundur.
Pada awalnya, keputusan keluar dari ESL itu dibuat oleh enam klub Liga Inggris yang juga dijuluki dengan sebutan Big Six.
Enam klub itu adalah Chelsea, Manchester City, Liverpool, Manchester United, Arsenal, dan Tottenham.
Langkah keenam klub Liga Inggris itu kemudian diikuti oleh AC Milan, Inter Milan, dan Atletico Madrid yang sempat ambil bagian dalam ESL.
Baca Juga: Langsung Lumpuh dalam Dua Hari, Bagaimana Nasib European Super League?
Oleh karena itu, ESL kini hanya menyisakan tiga klub yakni Real Madrid, Juventus, dan Barcelona.
Keputusan undur diri yang dibuat oleh hampir semua klub pendiri tersebut membuat ESL dinilai sudah hancur meski belum genap berusia satu minggu.
Dilansir Superball.id dari Daily Mail, presiden Real Madrid sekaligus ESL, Florentino Perez, angkat bicara soal nasib proyek ambisiusnya tersebut.
"Saya merasa sedih dan kecewa," ungkap Perez.
Perez mengaku bahwa proyek ESL itu telah dirancangnya selama tiga tahun untuk mengatasi situasi keuangan di sepak bola Spanyol.
Baca Juga: Teruskan Jejak Kevin/Marcus Masuk Forbes 30, Ini Reaksi Lalu Muhammad Zohri
Oleh karena itu, Perez melihat ESL sebagai kesempatan untuk menambah uang melalui laga di tengah pekan.
Namun, proyek ambisius itu terancam gagal karena berbagai gelombang protes yang terjadi.
Mulai dari para suporter hingga kalangan pemain dan pelatih menyuarakan perlawanannya terhadap ESL.
Akan tetapi, mengenai aksi protes para suporter, Perez justru melontarkan sesuatu yang tampak meremehkan.
Perez menyoroti demonstrasi yang dilancarkan kelompok suporter Chelsea jelang laga kontra Brighton, Rabu (21/4/2021) dini hari WIB.
Baca Juga: Cari Pengganti Jose Mourinho, Tottenham Dekati Maurizio Sarri?
Ia menilai bahwa ada pihak yang membawa demonstrasi itu untuk menjegal ESL.
"Di sana hanya ada 40 pendukung Chelsea dan saya bisa mengatakan siapa yang membawa mereka," ucap Perez.
Gerakan itu tampak berhasil karena Chelsea memutuskan untuk mundur dari ESL.
Keputusan itu kemudian diikuti oleh klub Liga Inggris lainnya yang sempat terlibat dalam ESL sehingga terjadi semacam efek domino.
Mengenai efek domino tersebut, pria asal Spanyol itu menuding adanya berbagai manipulasi dalam informasi mengenai ESL.
Baca Juga: Enam Klub Liga Inggris Resmi Undur Diri dari European Super League
"Mereka melakukan kampanye bahwa kami akan menghapus liga domestik, itu buruk," ujar Perez.
Pria berusia 74 tahun itu bahkan tampak ngotot untuk mempertahankan ESL dan enggan meminta maaf.
Perez juga menuding UEFA seakan memojokkan dirinya seperti telah meledakkan bom nuklir.
"Berbagai hujatan dan ancaman itu tampak diatur dengan baik seakan kami telah membunuh sepak bola," kata Perez.
"(Padahal) kami mencoba untuk menyelamatkan sepak bola," imbuh Perez.
Baca Juga: Ed Woodward Mundur dari Man United, Gara-gara European Super League?
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Daily Mail |
Komentar