Penambahan fitur-fitur tersebut dinilai perlu untuk menghadapi gelombang turis asing. Terkait pemanfaatan, Setiadji menjamin tidak ada diskriminasi dalam penggunaan PeduliLindungi. Bahkan, WNI dengan sertifikat vaksin luar negeri juga telah difasilitasi.
"Bagi yang tidak punya ponsel pintar, telah disiapkan semacam microsite untuk petugas di lapangan sehingga mereka tetap dapat melakukan skrining dan mengetahui status kesehatannya,” terang Setiadji.
Petugas nantinya dapat memasukkan nomor induk kependudukan (NIK) warga yang tidak memiliki ponsel pintar dalam kolom yang tersedia pada microsite. Opsi skrining microsite tersebut bisa dipakai di berbagai lokasi seperti bandara, stasiun kereta, sekolah, hingga industri.
Untuk menjamin keamanan dan terkendalinya situasi, Setiadji mengimbau masyarakat juga tidak sekadar menggunakan aplikasi itu untuk mengakses ruang publik dan perjalanan, tetapi juga mengecek status masing-masing.
Baca Juga: Ini Sejumlah Langkah Pemerintah untuk Bangkitkan Industri Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi
“Aplikasi PeduliLindungi ini adalah tools, kita membutuhkan kedisiplinan baik dari masyarakat
maupun petugas dalam penggunaannya untuk skrining. Cek status apakah ada kontak erat dari informasi yang tertera di aplikasi supaya meminimalisasi penyebaran Covid-19,” tuturnya.
Sementara itu, dokter sekaligus public figure, Lula Kamal, mengakui bahwa dengan meningkatnya pembukaan kegiatan masyarakat, aplikasi PeduliLindungi semakin diperlukan. Namun, manfaat PeduliLindungi tidak hanya untuk aktivitas dan mobilitas.
“Ada fitur teledokter yang sangat membantu masyarakat mendapatkan layanan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang kompeten. Kita harus banyak mengeksplorasi PeduliLindungi karena ada banyak fitur bermanfaat di dalamnya,” tegas Lula.
Kadin dukung implementasi PeduliLindungi
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar