"Kalau saja kemarin kami menang, pasti hal ini tidak terjadi dan tidak ada korban jiwa. Pernyataan yang terus terulang di otak kami," lanjutnya.
Selain itu, Laras juga membeberkan bahwa beberapa pemain tak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Para pemain dikabarkan mengalami gangguan tidur, tak memiliki nafsu makan, hingga menangis secara terus-menerus.
"Ada para pemain yang tak bisa tidur, tidak nafsu makan, terus-terusan menangis, dan tidak bisa beraktivitas akibat perasaan bersalah yang menghantui," jelasnya.
Baca Juga: Media Vietnam: Kerusuhan Suporter di Indonesia bak Cerita yang Tak Ada Habisnya
Mewakili sang suami dan bagian keluarga Arema FC, Laras pun melemparkan permohonan maaf dan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban.
"Menyaksikan puluhan hingga ratusan korban jiwa bergeletakan di stadion pasti sangat traumatis."
"Beberapa dari kami pun ikut bantu evakuasi, tapi rasa bersalah dari kami tidak berhenti membumbui pikiran hingga perasaan hancur lebur."
"Tidak ada yang mengharapkan kekalahan. Namun lagi dan lagi, tidak ada sepak bola seharga nyawa."
"Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga korban tenang di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tutup Laras.
Editor | : | M Hadi Fathoni |
Sumber | : | Instagram, SuperBall.id |
Komentar