SUPERBALL.ID - Gas air mata kembali memakan korban dalam sebuah pertandingan sepak bola di Liga Argentina.
Pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB, sepak bola dunia dikejutkan dengan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Terjadi aksi kerusuhan seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Sebanyak 131 nyawa melayang akibat tragedi paling kelam di sejarah sepak bola Indonesia tersebut.
Dunia belum usai berduka pasca tragedi Kanjuruhan, muncul kabar terbaru yang menyebutkan hal serupa kembali terjadi di Argentina.
Kerusuhan kembali terjadi di laga antara Gimnasia La Plata melawan Boca Juniors yang berlangsung pada hari ini.
Kerusuhan ini disebabkan oleh buruknya penanganan pihak penyelenggara dalam urusan penjualan tiket kepada para suporter.
Sebagaimana yang dikutip SuperBall.id dari Etvpass, terjadi penjualan tiket yang melebihi kapasitas stadion.
Hal tersebut membuat beberapa penonton berdesak-desakan untuk masuk ke dalam stadion karena sudah memegang tiket.
Sementara, semua tribune yang ada di stadion tersebut sudah penuh.
Akibatnya, pihak keamanan stadion melakukan tindakan untuk mengurai massa.
Sama seperti yang terjadi di Kanjuruhan, pihak keamanan di Stadion Juan Carmelo Zerillo menggunakan gas air mata untuk mengurai massa.
Penggunaan gas air mata yang dilakukan oleh pihak keamanan ini pun kembali berbuah fatal.
Baca Juga: Dirut PT LIB Resmi Jadi Tersangka Terkait Tragedi Kanjuruhan, PSSI Beri Respons Santai
Hingga saat ini, telah dipastikan ada satu nyawa yang melayang akibat tindakan berlebihan oleh pihak keamanan.
Hal tersebut dipastikan oleh Kepala Keamanan Buenos Aires, yakni Sergio Berni.
Sergio Berni menjelaskan bahwa salah seorang suporter yang bernama Carlos Regueiro harus meregang nyawa saat perjalanan ke rumah sakit.
Carlos Regueiro terkena serangan jantung yang dipicu oleh penembakan gas air mata ke arah suporter.
"Carlos Regueiro meninggal saat meninggalkan stadion akibat serangan jantung,” ucap Sergio Berni, dikutip SuperBall.id dari Etvpass.
Selain itu, Sergio Berni juga menjelaskan setidaknya 100 penonton terluka akibat hal ini.
Ia pun menyampaikan bahwa tak hanya gas air mata saja yang ditembakkan oleh pihak keamanan untuk mengurai kerusuhan ini.
Namun, ada juga pihak keamanan yang menembakkan peluru karet ke arah penonton.
Peluru karet ini pun membuat seorang juru kamera mengalami luka-luka di salah satu bagian tubuhnya.
Baca Juga: Kapolri Sebut Ada 11 Personel Polri yang Lakukan Penembakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan
"Seorang juru kamera terluka oleh peluru karet dan setidaknya 100 penonton yang terluka telah dibawa ke rumah sakit," tambahnya.
Sergio Berni juga mengatakan bahwa pihak penyelenggara harus bertanggung jawab akan hal ini.
Hal itu dikarenakan mereka menjual tiket melebihi kapasitas stadion tempat bermainnya Gimnasia La Plata dan Boca Juniors.
“Tanggung jawab atas apa yang terjadi ada pada klub penyelenggara pertandingan," tutupnya.
Akibatnya, laga antara Gimnasia La Plata melawan Boca Juniors ini pun harus ditunda hingga waktu yang tak bisa ditentukan.
View this post on Instagram
Editor | : | Ragil Darmawan |
Sumber | : | Zingnews.vn |
Komentar