“Terlalu bergantung pada dukungan pemerintah memang tidak salah, tapi jika ada campur tangan politik maka akan mengganggu pertumbuhan sepak bola."
“Yordania dan Qatar, misalnya, bekerja sama dengan perusahaan lokal dan internasional untuk mendukung kebutuhan finansial dan peralatan mereka."
"Misalnya saja Jordan yang berkolaborasi dengan CFI Financial Group untuk menjadi tuan rumah liga utama putra dan putri mereka."
"Mereka juga membantu mendorong pemainnya untuk bergabung dengan klub luar negeri," lanjutnya.
Selain Qatar dan Yordania, Faithal juga meminta Malaysia belajar dari kesuksesan tim-tim lain di Piala Asia 2023.
Termasuk dua wakil Asia Tenggara yang berhasil lolos ke babak 16 besar yakni Timnas Indonesia dan Thailand.
“Perkembangan sepak bola Asia semakin berkembang, seperti yang ditunjukkan oleh Yordania, Thailand, dan Indonesia pada Piala Asia."
“Selain bantuan pemain naturalisasi, negara-negara ini menjalankan program pengembangan sepak bola yang baik."
“Sebelumnya, kita hanya melihat negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Arab Saudi mendominasi sepak bola Asia."
"Namun sekarang negara-negara lain juga mulai melakukan terobosan,” kata Wakil Dekan di Universiti Malaya itu.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar