Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
SUPERBALL.ID - Banyak suporter Timnas Malaysia yang marah kepada Mohamadou Sumareh dan mengusulkan pencabutan kewarganegaraannya.
Kasus pemain naturalisasi Malaysia dari Gambia itu terus bergulir bagai bola liar.
Sumareh dinilai menghentikan kontrak dengan Pahang, klub Liga Super Malaysia, karena gajinya tak dibayar.
Sayap kanan berusia 29 tahun itu lalu melaporkannya ke FIFA dan pindah ke Police Tero di Liga Thailand.
Baca Juga: Ryan Giggs Bicara soal Peluangnya Kembali ke Manchester United
Sekelompok pencinta sepak bola Malaysia menilai Sumareh mencoreng nama baik Pahang secara khusus dan persepakbolaan Negeri Jiran itu secara umum.
Sebagaimana diberitakan SuperBall.id sebelumnya, Pahang FA menjatuhkan skorsing atau larangan berkegiatan sepak bola selama dua tahun kepada Sumareh.
Ada empat tuduhan Pahang FA terhadap Sumareh kenapa menjatuhkan skorsing berat itu, yakni:
1. Membuat pernyataan pers tanpa izin Pahang FA.
2. Membawa kasus dengan Pahang ke FIFA tanpa terlebih dahulu ke Badan Penyelesaian Sengketa Nasional di Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM).
3. Tak menghadiri latihan Pahang 3-28 Agustus 2020.
4. Tak hadir untuk laga Pahang versus Johor Darul Ta'zim di Liga Super Malaysia, 28 Agustus 2020.
Keempat poin yang dituduhkan ke Sumareh itu dinilai Pahang telah melanggar ketentuan dalam kontrak.
Beberapa tokoh sepak bola Malaysia merespons usulan pencabutan kewarganegaraan Sumareh itu.
Mohd Fauzi Pilus, misalnya, sangat tak setuju dengan pencabutan kewarganegaraan Malaysia dari Sumareh, yang baru disandangnya dua tahun.
Baca Juga: Manchester United Buka Pembicaraan untuk Rekrut Bintang AC Milan
Fauzi adalah pelatih Sumareh saat membela PDRM tahun 2015.
Menurut Fauzi, tuntutan sekelompok suporter itu terlalu ekstrem karena Sumareh punya alasan yang masuk akal untuk melakukan tindakan tersebut sebelum hijrah ke Thailand.
"Bagi saya, tidak logis hanya karena masalah ini ada yang meminta pencabutan kewarganegaraan Sumareh," ujar Fauzi, sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Berita Harian Malaysia.
"Yang harus kita ingat, Sumareh adalah prospek sepak bola nasional dan faktor kenapa dia diberi kewarganegaraan Malaysia adalah karena punya kemampuan membantu skuat timnas."
Untuk itu, Fauzi meminta seluruh pencinta sepak bola Malaysia harus berpikir terbuka.
Jangan hanya gara-gara satu hal, publik Malaysia lantas melupakan apa yang dimiliki Sumareh dan telah diberikannya kepada negara melalui timnas.
Baca Juga: Operasi Lutut Berhasil, Virgil Van Dijk Langsung Jalani Masa Pemulihan
Tuntutan untuk mencabut kewarganegaraan Sumareh akan sangat merugikan Timnas Malaysia, karena saat ini memang butuh pemain berkualitas.
"Sumareh dikatakan membatalkan kontrak karena gajinya tak dibayar. Kalau tidak dibayar, bagaimana dia bisa bertahan hidup?" tanya Fauzi.
Fauzi, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik PDRM, menyebut keputusan Pahang FA menskors Sumareh merupakan tindakan tergesa-gesa.
"Jika dilihat, Pahang FA sepertinya lebih unggul dari FAM karena kasus yang melibatkan Sumareh kini sudah melebar ke FIFA," sindir Fauzi.
Fauzi menambahkan, mungkin Pahang FA juga punya alasan tersendiri saat mengambil keputusan skorsing itu.
"Tetapi lebih baik mengikuti proses yang sesuai," tegas Fauzi.
Sejak dinaturalisasi menjadi warga negara Malaysia pada April 2018, Sumareh sudah 19 kali membela Harimau Malaya.
Salah satu kontribusi terpentingnya adalah menjaga asa Timnas Malaysia untuk lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar.
Berkat peran besar Sumareh, Timnas Malaysia kini berada di posisi kedua klasemen sementara Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Putaran Kedua Zona Asia.
Malaysia mengoleksi nilai 9, terpaut 2 poin dari pemimpin klasemen Vietnam.
Masih ada tiga laga lagi yang harus diperjuangkan Malaysia untuk bisa melaju ke putaran ketiga.
Sumareh ikut mengalahkan Timnas Indonesia dua kali, baik di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, maupun Bukit Jalil, Kuala Lumpur.