SUPERBALL.ID - Timnas Brunei Darussalam kini bisa bernafas lega setelah sebelumnya menghadapi risiko ditangguhkan oleh FIFA.
Asosiasi Sepak Bola Brunei Darussalam (FABD) menghadapi risiko skorsing oleh FIFA menyusul pelanggaran serius.
Komite FABD mengumumkan bahwa Pengiran Haji Matusin bin Pengiran Haji Matasan telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Presiden FABD.
FABD juga mengumumkan Sekretaris Jenderal FABD, Mohammad Shahnon bin Mohd Salleh diberhentikan dari jabatannya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Berpotensi Kehilangan Salah Satu Lawan Terlemah di Asia Tenggara
Namun, keputusan tersebut diyakini dipengaruhi oleh pemerintah dan dianggap sebagai bentuk campur tangan pihak ketiga.
Membiarkan pihak ketiga mempengaruhi aktivitas suatu federasi sepak bola adalah suatu pelanggaran dalam aturan FIFA.
Setelahnya, AFC dan FIFA meminta FABD menjelaskan keabsahan pemecatan Presiden dan Sekretaris Jenderal tersebut.
Apabila terbukti melanggar, Brunei Darussalam dapat diskors sesuai dengan pasal 16 peraturan FIFA.
Hukuman tersebut mengakibatkan hilangnya semua hak keanggotaan dan hilangnya Brunei di peta sepak bola dunia.
Artinya, Timnas Brunei Darussalam terancam tidak bisa berpartisipasi di ajang internasional di bawah naungan FIFA dan AFC.
Hal ini sebagaimana yang dialami oleh Timnas Indonesia pada 2015 hingga 2016.
Saat itu, FIFA mencabut keanggotaan PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia karena campur tangan pemerintah.
Imbasnya, FIFA melarang tim nasional dan klub Indonesia untuk mengikuti kompetisi di bawah naungan FIFA dan AFC.
Beruntung bagi Brunei, mereka dipastikan tidak akan memiliki nasib serupa dengan Timnas Indonesia.
Baca Juga: Nggak Main Lawan Brunei tapi Cedera Marselino Tambah Parah, Apa Penyebabnya?
Hal ini menyusul pernyataan bersama yang dikeluarkan FIFA dan AFC pada Kamis (30/11/2023).
FIFA dan AFC menyatakan bahwa FABD tidak akan dihukum setelah adanya intervensi pihak ketiga baru-baru ini.
FIFA dan AFC juga telah menyarankan FABD untuk segera melanjutkan kongres pemilihan umum yang sempat ditunda.
FIFA dan AFC juga mewajibkan FABD untuk menghormati undang-undang yang berlaku dan berusaha memastikan kongres berlangsung sesuai jadwal dan tidak mengizinkan pengaruh pihak ketiga.
Oleh karena itu, kemungkinan besar FABD akan memiliki Presiden dan Sekretaris Jenderal baru dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Pengiran Haji Matusin sempat merilis surat ke FIFA dan AFC terkait dengan pemecatan dirinya.
Ia mengingatkan pengurus sepak bola Brunei bahwa pemecatannya bisa dianggap sebagai bentuk campur tangan pihak ketiga.
Akan tetapi, FIFA dan AFC tampaknya memberikan keringanan dengan tidak memberikan sanksi kepada FABD.
Berdasarkan ranking FIFA, Brunei saat ini menjadi tim terlemah kedua di Asia Tenggara.
Berada di peringkat 191 dunia, Brunei hanya unggul atas Timor Leste yang menempati posisi 197.
Editor | : | Dwi Aryo Prihadi |
Sumber | : | instagram.com/theaseanfootball |
Komentar