Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

KPC PEN Gelar Dialog Virtual FMB 9 untuk Mempelajari Keberhasilan Kudus Kendalikan Covid-19

By Yogarta Awawa Prabaning Arka - Rabu, 1 September 2021 | 13:37 WIB
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat memberikan pemaparan. (Tangkapan Layar YouTube FMB9ID_IKP)

Pemerintah terus berupaya mempercepat peningkatan cakupan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Berbagai upaya yang dilakukan meliputi menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi massal, vaksinasi keliling, vaksinasi terapung, hingga vaksinasi dari rumah ke rumah.

Terkait distribusi vaksin ke daerah, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa pembagian vaksin dilakukan dengan banyak pertimbangan. Pertimbangan tersebut adalah jumlah penduduk, laju penularan, serta varian virus yang beredar.

Baca Juga: Jadwal Live Liga 1 Dibuka di GBK Tanpa Persib, Harap-harap Cemas 3 Laga Dulu Ya

“Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan ketersediaan vaksin. Melalui koordinasi dengan daerah, pembagian sasaran dan prioritas vaksin juga diatur dengan cermat,” ujar Nadia dalam pemaparannya secara daring.

Mengenai perlindungan kondisi tenaga kesehatan (nakes) di Kudus saat lonjakan kasus, Nadia menegaskan bahwa mereka telah 100 persen mendapatkan suntikan vaksin.

Menurutnya, 90 persen nakes dengan kasus positif di Kudus saat itu tidak memiliki gejala berat dan sekarang sudah beraktivitas kembali. Ppemerintah juga menyiapkan vaksin booster sebagai perlindungan tambahan untuk nakes.

Selain itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan pengawasan protokol kesehatan (Prokes) untuk memastikan keamanan masyarakat dalam aktivitas publik.

“Salah satunya, melalui aplikasi PeduliLindungi yang diharapkan dapat berguna untuk mengontrol kapasitas ruang publik dan memastikan masyarakat menjaga jarak,” ujar Nadia.

Baca Juga: Ketersediaan Kamar di Rumah Sakit Semakin Menipis, Sejumlah Daerah Perketat PPKM dan Percepat Vaksinasi

Sementara itu, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan beberapa hal yang bisa menjadi pelajaran dari peristiwa lonjakan kasus di Kudus. Menurutnya, lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi di kota kecil tanpa akses transportasi besar, seperti bandara atau pelabuhan.