Percepat Vaksin untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Kolaborasi Berbagai Pihak Diperlukan

By Nana Triana - Kamis, 23 September 2021 | 17:36 WIB
Dialog Rabu Utama Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Rabu (20/9/2021).

Ia mengatakan, akses untuk vaksinasi pun dipermudah. ABK dan penyandang disabilitas juga dapat melakukan vaksinasi di sentra vaksin umum.  Perlakuan terhadap penerima vaksin ABK dan penyandang disabilitas akan dikhususkan. 

“Untuk vaksinasi ABK, dapat mengakses langsung ke puskesmas atau sentra vaksinasi seperti masyarakat pada umumnya,” jelas Kartini.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Langgar Perjanjian, Juventus Dibuat Pasrah oleh Keadaan

Dalam kesempatan tersebut, Kartini juga mengimbau pada pendamping untuk menyampaikan kepada petugas tentang kondisi ABK yang didampingi.

Pengalaman positif terkait layanan vaksin bagi ABK dipaparkan founder London School Center For Autism Awareness, Prita Kemal Gani.

Anak perempuan Prita merupakan seorang ABK dan telah mendapatkan suntikan vaksin merek Sinovac di sentra vaksinasi Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Ia mengatakan, pelayanan yang diberikan memudahkan dan nyaman. 

“Walaupun pada waktu itu vaksinasi diperuntukkan bagi masyarakat umum. Di sana kami sampaikan bahwa anak kami adalah ABK. Setelah itu, kami langsung mendapatkan jalur khusus,” papar Prita.

Ia sangat menghargai layanan tersebut, mengingat ABK cenderung memiliki keresahan tinggi, tidak bisa menunggu atau berkumpul bersama banyak orang, juga memiliki kesulitan komunikasi secara verbal.

Ketersediaan akses khusus tersebut tidak hanya berlaku bagi ABK. Prita menjelaskan, pada bulan April pihaknya mendapatkan undangan vaksinasi untuk kaum difabel di GBK. Ia memberangkatkan 75 orang kaum difabel dewasa secara bertahap.

Baca Juga: Lewandowski Bantah Isu Dirinya Ingin Hijrah ke Liga Inggris demi Tantangan Baru

Menurutnya, sentra vaksinasi GBK memberikan tenda dan jalur khusus, serta kemudahan akses bagi para kelompok difabel.

Tidak berhenti di upaya vaksinasi, ikhtiar memberikan edukasi protokol kesehatan bagi ABK juga dinilai sangat penting dan dapat dilakukan dengan metode tertentu.

“Anak-anak autistik sangat menyukai repetisi. Karena itu edukasi protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan harus terus-menerus dilakukan. Setelah paham dan menjadikan itu sebagai kebiasaan yang diulang-ulang, mereka akan disiplin serta konsisten melaksanakan kegiatan tersebut,” jelas Prita.

Semua upaya ini dilakukan, agar setiap ABK bisa mendapatkan hak perlindungan kesehatan seperti anak-anak pada umumnya. Begitu pula hak atas pendidikan dan kesempatan untuk berkembang, yang harus diwujudkan tidak hanya oleh keluarga dan orang tua, melainkan dengan bantuan pemerintah dan seluruh masyarakat.