SUPERBALL.ID - Kota Milan adalah salah satu kota impian dimana pemain muda ingin menimba ilmu sepak bola.
Bagaimana tidak ada dua tim raksasa Eropa di kota tersebut, AC Milan dan Inter Milan.
Beberapa pemain Primavera (U-19) Inter Milan, datang dari berbagai negara lain di Eropa.
Hal itu terungkap dalam episode kedua Dream Chaser Inter yang merupakan salah satu program unggulan Mola TV.
Baca Juga: Dream Chaser Inter Ep.1 - Persaingan Ketat Dua Raksasa Kota Milan Ditanamkan Sejak di Akademi
Salah satunya adalah Jans Odgaard. Penyerang asal Denmark ini datang jauh-jauh ke kota Milan demi mewujudkan cita-citanya.
"Saya dari klub kecil Denmark. Saat tiba di klub seperti Inter, semuanya jadi lebih besar. Setelah pindah ke Milan. saya mulai membeli banyak barang," ungkap Odgaard.
"Impian saya adalah mencari nafkah dengan bermain sepak bola dan terus bermain sepak bola selama tubuh saya mampu."
Sayang, dalam episode 2 Dream Chaser Inter, Odgaard tengah mengalami cedera. Pemain 19 tahun itu tidak bisa ikut dalam laga penting melawan AC Milan sebelumnya.
Meski begitu, kondisi Odgaard sudah mulai membaik. Dirinya akan dipersiapkan melawan Chievo di laga berikutnya.
"Ada tiga pemain cedera, tapi kami punya 28-29 pemain. Jadi, tiga pemain cedera adalah hal yang normal. Tapi saya rasa Odgaard bisa pulih minggu ini," kata dokter tim Inter Milan, Claudio Sprenger, dalam episode 2 Dream Chaser Inter.
Baca Juga: Eks Kiper Argentina Tolak Tawaran Manchester United karena Percaya Kiamat Sudah Dekat
Kisah lain datang dari Xian Emmers, pemain muda asal Belgia.
"Ayah saya mantan pesepak bola. Dia bermain di Timnas Belgia. Dia meraih Piala UEFA (Euro). Saya mengingat golnya saat melawan Atalanta di semifinal. Dia mencetak gol kemenangan. Dia mengatar timnya ke final," cerita Emmers.
Pada umurnya yang ke-15, Emmers harus meninggalkan rumah demi mengejar mimpinya ke Inter Milan.
Ayah Xian Emmers, Marc Emmers, mengaku ada satu kesulitan saat mengirim anaknya pergi ke negara sebrang.
"Meyakinkan Istri saya," ungkapnya sambil tertawa.
"Itu juga berat baginya untuk berkata: 'Ibu, Ayah, aku pergi.' Ibunya juga bilang kepada saya bahawa anaknya mungkin tak akan pulang lagi dan itu mungkin saja."
Baca Juga: Dream Chasers Garuda Select Season 2 - Perjuangan Putera Bangsa Mengejar Mimpi di Eropa
Para pemain muda di tim Primavera Inter bukan hanya datang karena kemauan sendiri. Beberapa diantara mereka ada yang datang karena menarik pemandu bakat Inter.
Ryan Nolan adalah salah satunya. Pemain kelahiran Irlandia ini memiliki karateristik yang dapat memikat pemandu bakat Inter Milan.
"Ryan Nolan orang Irlandia, tapi dia bermain di Spanyol. Karena alasan pekerjaan, keluarganya pindah ke Spanyol. Dia bermain di klub kecil," ungkap Gian Paolo Manichetti, pemandu bakat Inter Milan yang menemukan bakat Nolan.
Nolan sendiri mengaku senang ketika dirinya mengetahui bahwa klub sebesar Inter meminati kemampuannya.
"Saya bek Irlandia. Saya melawan penyerang. Saya juga menjegal lawan. Agen saya bilang Inter mencari pemain dan berminat pada saya. Saya sangat senang mendengar kabar itu," ungkap Nolan.
Namun semua tak berjalan sesuai bayangan Nolan. Waktu bermainnya mulai berkurang seiring waktu. Banyaknya pertandingan karena adanya liga tambahan membuat tim Perimavera Inter harus merekrut lebih banyak pemain.
Ini artinya setiap pemain di tim U-19 Inter tidak akan mendapat kesempatan bermain setiap pekan.
"Dulu saya main di tiap pertandingan, tapi kini ada 28-30 pemain. Jadi, sulit untuk bermain setiap minggu. Bagi seorang bek, jika tidak bermain setiap minggu itu lebih berat secara mental dibanding secara fisik. Kami harus lebih fokus. Saya selalu siap menghadapi pertandingan," tambah Nolan.
Baca Juga: Dream Chaser Dortmund - Melihat Realita di Balik Perjalanan Pemain Muda ke Pentas Dunia
Kesulitan yang dialami pemain asing untuk bermain di Italia memang lebih besar dari pada pemain lokal. Mereka harus memulai semuanya dengan adaptasi bahasa dan budaya saat para pemain lokal langsung bisa fokus untuk berlatih.
"Pemain asing lebih kesulitan ketimbang pemain lokal. Tapi ini hanya masalah waktu karena mereka didukung oleh pelatih, tutor dan masyarakat. Sehingga mereka bisa berkembang di sekolah, dalam sepak bola dan kehidupan pribadi mereka," ungkap Giuseppe Giavardi, pemandu bakat Inter Milan.
Masih banyak kisah suka duka para pemain muda di Inter yang merelakan banyak hal demi mengejar cita-citanya. Simak selengkapnya di Dream Chasers Inter Episode 2 di Mola TV melalui link di bawah ini.
View this post on Instagram
Editor | : | Aulli Reza Atmam |
Sumber | : | Mola TV |
Komentar