Dalam surat yang ditujukan kepada Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu, berisi ungkapan kekecewaan terhadap kepemimpinan Edy Rahmayadi.
Surat yang diklaim berasal dari Delegasi dan Pemilik Hak Suara dalam Kongres PSSI itu pun mendesak exco untuk memberhentikan Edy Rahmayadi.
Berikut bunyi surat tersebut:
"Kepada Yth
Komite Eksekutif PSSI
(Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia)
pada Kongres PSSI
di BaliSalam Sepak bola,
Berdasarkan Mosi Tidak Percaya terhadap Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi yang kami nyatakan secara tertulis (terlampir) dan sampaikan dalam Kongres PSSI di Bali hari Minggu, tanggal 20 Januari 2019.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah Delegasi dan Pemilik Hak Suara dalam Kongres PSSI berdasarkan Statuta PSSI Pasal 1 juncto Pasal 23, selanjutnyaMengamanatkan kepada:
Komite Eksekutif PSSI yang mempunyai kewenangan berdasarkan Statuta PSSI Pasal 36 juncto Pasal 38 untuk:Memberhentikan:
Edy Rahmayadi dalam jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia)."
Dalam surat tersebut, Edy Rahmayadi disebut diberhentikan dari jabatan Ketua Umum karena mosi tidak percaya dari voter PSSI.
Pingin Kultweet mengenai perteMUan di KualanaMU dan SUrat ini atas pengunduran diri Pak Edy Rahmayadi dari Ketua PSSi.
Tapi tak nyari wifi dulu pic.twitter.com/a7sNop2nL3
— Komisi Wasit (@MafiaWasit) January 20, 2019
Akan tetapi, kalimat tersebut bertentangan dengan pernyataan Edy Rahmayadi yang mengungkapkan bahwa dirinya mundur tanpa paksaan.
(Baca Juga: Cuma Ada 4 Posisi untuk Pemain Pribumi di Bali United Musim Depan)
“Tidak ada paksaan, ini olahraga tidak ada tekan menekan. Ini adalah keputusan yang paling baik untuk bangsa kita. Saya membahas rencana mengundurkan diri semalam dan meminta izin kepada Exco PSSI," ujar Edy Rahmayadi dilansir BolaSport.com dari Tribun Bali.
SEMPAT MENOLAK UNTUK MUNDUR
Editor | : | Gangga Basudewa |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar