Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klub Liga 1 Tidak Mau Bersuara terkait Calon Pengganti Iwan Bule sebagai Ketum PSSI

By Wibbiassiddi - Sabtu, 5 November 2022 | 16:21 WIB
(Dari kiri ke kanan) Leo Siegers, Sudjarno, Yunus Nusi, Juni Rahman, Anthony Chandra, sedang berfoto bersama di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, 4 November 2022.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
(Dari kiri ke kanan) Leo Siegers, Sudjarno, Yunus Nusi, Juni Rahman, Anthony Chandra, sedang berfoto bersama di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, 4 November 2022.

SUPERBALL.ID - Terkait rencana KLB dipercepat, klub-klub Liga 1 enggan bersuara siapakah yang pantas menggantikan Iwan Bule sebagai ketum PSSI.

Menurut Presiden Klub RANS Nusantara FC, Roofi Ardian, membicarakan calon pengganti ketum PSSI terlalu cepat saat ini.

Dia lebih memilih untuk berharap siapapun pengganti dari Iwan Bule bisa lebih baik ke depannya saat menjadi ketum PSSI.

Baca Juga: Dengan Alasan Piala Dunia U-20 2023, PT LIB Tegaskan Kapanpun Liga 1 Digelar Lagi, Tetap Harus Berakhir di April

"Terlalu jauh kalau kita berbicara itu, apalagi Kamis tim baru," ujar Roofi Ardian.

"Jadi kami berharap siapapun yang terpilih semoga yang terbaik."

Selain Roofi ada, Direktur utama PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB), Zia Ul Haq, juga mengatakan hal yang senada.

Sebagai informasi, PBMB adalah perusahaan yang menaungi Madura United.

"Para calon nantinya akan disampaikan oleh Komite Pemilihan PSSI, setelah itu ada, baru bicara si A, B, dan C," ujar Zia Ul Haq. 

Keputusan PSSI untuk mempercepat KLB tidak bisa dilepaskan adanya desakan dari berbagai pihak.

Dari klub ada Persebaya, Persis Solo dan Madura United yang mendesak agar PSSI segera menggelar KLB.

Baca Juga: Eks Pelatih Timnas Indonesia: Pemain Muda Tanah Air Harus ke Eropa Kalau Mau Hebat

Pada Jumat (4/11/2022), semua klub di Liga 1 bertemu dengan LIB untuk membahas kelanjutan kompetisi.

Menurut Zia Ul Haq, kompetisi Liga 1 jika dilanjutkan harus tetap menggunakan format kandang-tandang (home-away).

"Tidak boleh ada sentralisasi kompetisi lagi karena dampaknya luar biasa bagi industri UMKM dan pekerja terkait yang bergerak karena sepak bola."

Hal tersebut didasarkan karena menurut Zia, klub Liga 1 banyak mendapatkan uang dari kehadiran penonton.

Jika tidak ada penonton maka kemungkinan akan sulit bagi klub untuk bertahan.

"Kalau tidak ada penonton, dari mana kami mendapatkan duit? Sumber pendapatan utama klub itu dari penonton, lalu sponsor."

Sementara itu LIB mengatakan kompetisi Liga 1 tetap akan berjalan penuh, tapi menggunakan untuk formatnya belum diputuskan.

Baca Juga: Seniornya Mogok Main karena Gaji Belum Dibayar, Kapten Timor Leste Tetap Pede Hadapi Brunei

"Kompetisi akan berjalan penuh, namun formatnya belum dipastikan apakah tetap home and away atau menggunakan gelembung (seperti musim 2021/2022)," ujar Juni Ardianto Komisaris PT LIB.

"Nanti disesuaikan dengan izin dari pemerintah."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ragil Darmawan
Sumber : ANTARA News

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X